Pekanbaru — Isu mengenai dugaan keberadaan gudang penimbunan BBM di kawasan Jalan Budi Luhur, Kelurahan Sialang Sakti, Kecamatan Tenayan Raya, kembali mencuat di beberapa pemberitaan. Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, hari ini, Minggu 16 November 2025 sekitar pukul 08.30 WIB, awak media langsung melakukan investigasi dan turun ke lapangan.
Sesampainya di lokasi yang disebut sebagai “gudang penimbunan BBM”, hasil pengecekan menunjukkan tidak ditemukan sama sekali aktivitas yang mengarah pada penimbunan BBM, baik dalam bentuk drum, tangki penyimpanan, peralatan pemindahan BBM, maupun aktivitas bongkar-muat. Lokasi yang diberitakan sebelumnya tampak kosong dan tidak menunjukkan tanda-tanda kegiatan seperti yang dituduhkan.
Dalam pemantauan di lapangan, awak media justru menemukan fakta berbeda. Lalu lintas kendaraan truk yang bolak-balik di kawasan tersebut bukan menuju ke gudang sebagaimana diberitakan, melainkan menuju area pemukiman. Berdasarkan keterangan warga, banyak sopir truk yang tinggal di Perumahan Griya Permata Kulim dan Perumahan Khalifah, yang letaknya berada tepat di belakang area yang sebelumnya dituding sebagai gudang penimbunan BBM.
“Memang truk sering lewat, karena banyak sopir yang tinggal di perumahan belakang. Bukan karena ada gudang BBM. Di sini tidak ada aktivitas seperti itu,” ujar salah satu warga sekitar saat dikonfirmasi.
Tidak hanya itu, suasana di lapangan juga menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan area hunian yang normal, tanpa ada tanda-tanda pengamanan khusus, penjagaan, atau pergerakan mencurigakan yang mengarah pada aktivitas ilegal BBM.
Dengan demikian, berdasarkan investigasi langsung di lapangan, informasi mengenai keberadaan gudang penimbunan BBM di Jalan Budi Luhur tidak terbukti. Aktivitas kendaraan berat yang berlalu-lalang ternyata merupakan rutinitas para sopir yang tinggal di perumahan sekitar, bukan indikasi adanya praktik penimbunan BBM bersubsidi.
Awak media mengimbau semua pihak untuk menyampaikan informasi secara berimbang serta memastikan verifikasi dan cek lokasi sebelum dipublikasikan, agar tidak memunculkan persepsi keliru dan keresahan di tengah masyarakat.














