PELALAWAN,- Tim dosen dari Jurusan Sosiologi Universitas Riau melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Penguatan Literasi Kebencanaan Remaja melalui Program Sekolah Sungai di Desa Kuala Terusan” pada 15–16 Oktober 2025.
Kegiatan ini diketuai oleh Rina Susanti, S.Sos., M.Si., dengan anggota Dr. Achmad Hidir, M.Si., Drs. Yoskar Kadarisman, M.Si., dan Teguh Widodo, S.Sos., M.Si.. Dua mahasiswa, Gusniati dan Okta Rindah Zahra, sebagai bagian dari upaya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa.
Program ini menyasar kelompok remaja awal (usia 10–14 tahun) dan remaja tengah (usia 15–18 tahun) di Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pelalawan.
Para peserta mendapatkan sosialisasi tentang risiko banjir, mitigasi, dan adaptasi sosial terhadap bencana, serta diajak memahami pentingnya solidaritas sosial, kepedulian lingkungan, dan gotong royong.
Ketua pelaksana, Rina Susanti, menjelaskan bahwa kegiatan ini berangkat dari kondisi geografis Desa Kuala Terusan yang berada di aliran Sungai Kampar dan Sungai Nilo, sehingga menjadikannya sebagai salah satu wilayah dengan risiko tinggi terhadap banjir tahunan. “Anak-anak dan remaja termasuk kelompok rentan dalam situasi bencana.
Karena itu, mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan kesadaran kebencanaan sejak dini,” ujarnya. Rina menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran remaja sebagai agen perubahan di lingkungan mereka. “Melalui program Sekolah Sungai, kami ingin remaja tidak hanya menjadi korban pasif, tetapi turut menjadi bagian dari solusi dalam pengurangan risiko bencana,” katanya.
Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif melalui Sekolah Sungai, remaja belajar langsung di tepi Sungai Nilo. Mereka diajak mengamati kondisi sungai, berdiskusi tentang penyebab banjir, serta memahami bagaimana perilaku manusia, seperti pembuangan sampah sembarangan dan penebangan pohon, memperburuk risiko banjir. Para remaja terlihat antusias mengikuti kegiatan. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan menyampaikan ide tentang bagaimana menjaga kebersihan sungai serta melindungi lingkungan sekitar.
Selain kegiatan sosialisasi, tim dosen juga melakukan penelitian terkait kekuatan modal sosial masyarakat Desa Kuala Terusan sebagai strategi mereduksi risiko bencana banjir.
Penelitian ini menggali nilai-nilai lokal seperti gotong royong, kepedulian sosial, dan kearifan lokal masyarakat yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam menghadapi bencana.
Kegiatan pengabdian ini disambu baik oleh perangkat desa dan masyarakat setempat. Ketua RW 02 Bapak Nasrizal menyampaikan apresiasi kepada Universitas Riau yang telah berkontribusi dalam edukasi kebencanaan untuk generasi muda. “Kami berharap kegiatan ini berlanjut, karena remaja perlu terus dibina agar peduli terhadap lingkungan dan sungai,” katanya.
Menurut data desa, setiap tahun lebih dari 100 rumah warga terendam banjir, dua fasilitas umum terendam, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu. Dalam situasi seperti itu, peningkatan literasi kebencanaan menjadi kebutuhan mendesak. “Remaja adalah generasi penerus desa. Melalui pendidikan kebencanaan dan program sekolah sungai, kami ingin remaja desa Kuala Terusan tumbuh sebagai agen perubahan yang peduli pada lingkungan dan siap menghadapi risiko bencana,” tutup Rina Susanti.
( Amanda )